Sabtu, 22 Desember 2012
Kamis, 06 Desember 2012
FAKTOR ABIOTIK EKOSISTEM
Faktor
abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak
hidup. Secara terperinci, komponen abiotik merupakan keadaan fisik dan kimia di
sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk menunjang
berlangsungnya kehidupan organisme tersebut. Faktor abiotik itu meliputi :
a. Suhu
Suhu
berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Makhluk hidup memiliki suhu optimum tertentu untuk
kelangsungan hidupnya. Karena reaksi kimia dalam tubuh organisme dipengaruhi
oleh kuantitas suhu lingkungan. Sempitnya sebaran suhu yang memungkinkan proses
biokimia dapat berlangsung secara efisien, menunjukkan bahwa organisme di
manapun mereka hidup, berkepentingan untuk melawan atau menghindari suhu
lingkungan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Ada
jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. Pada
makhluk hidup yang motil (dapat bergerak), jika suhu lingkungan tidak sesuai,
ia dapat berpindah tempat. Hal ini dilakukan contohnya pada burung alapalap nippon
(Accipiter gularis) yang melakukan migrasi pada saat musim dingin dari daerah
Jepang menuju daerah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Pada makhluk hidup
yang sesil (tidak dapat bergerak), misalnya pada tumbuhan, jika suhu
lingkungannya tidak sesuai, tumbuhan tersebut harus beradaptasi atau menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Hal tersebut dilakukan agar dapat bertahan dan tidak
mati. Contohnya, pohon jati. Pohon ini saat suhu lingkungannya tinggi, akan
beradaptasi dengan mengugurkan daunnya yang bertujuan mengurangi penguapan.
b. Sinar matahari
Sinar
matahari merupakan komponen abiotik utama yang berguna sebagai sumber energi
primer bagi kehidupan. Terutama bagi tumbuhan dan makhluk hidup autotrof
lainnya, untuk berfotosintesis. Tidak semua spektrum sinar matahari berguna
untuk fotosintesis (hanya merah, nila, dan biru). Penyebaran sinar di permukaan
bumi juga tidak merata. Penyusupan sinar ke dalam air juga terbatas. Oleh
karena itu setiap organisme mempunyai cara untuk beradaptasi terhadap unsur sinar
ini. Faktor sinar juga berkaitan dengan faktor suhu. Sinar matahari memengaruhi adaptasi hewan,
dengan adanya hewan yang melakukan aktivitas lebih banyak pada siang hari (hewan
diurnal) dan pada malam hari (hewan nokturnal).
c. Air
Air
berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan
penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan
sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi
ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan
sebagai pelarut dan pelapuk.
Air juga
merupakan komponen besar bagi penyusun tubuh makhluk hidup. Keberadaan air di
permukaan bumi yang tidak seragam telah menuntut adaptasi makhluk hidup yang
ada. Akibatnya muncul keanekaragaman makhluk hidup ditilik dari hubungannya
dengan kebutuhan akan air. Seberapa jauh organisme dapat membebaskan diri dari
ketergantungan air, tergantung pada kebutuhan dan kemampuannya menghemat air
dalam keadaan tertentu. Organisme yang hidup dalam habitat yang kering pada
umumnya memiliki cara penghematan air. Misalnya hewan yang hidup di daerah
gurun akan memiliki kapasitas penggunaan air yang relatif sedikit sebagai
penyesuaian terhadap lingkungan hidupnya yang miskin air. Berbagai jenis
tumbuhan yang ada juga beradaptasi dengan keadaan tersebut, salah satunya
dengan membentuk daun yang tebal dan sempit sehingga mengurangi penguapan.
Contohnya adalah tumbuhan kaktus. Selain itu, bagi hewan atau tumbuhan, yang hidup di air, komposisi kimiawi dan
kimia air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidupnya.
d. Tanah
Tanah
merupakan tempat hidup seluruh kehidupan. Sebagian besar zat penyusun tubuh
makhluk hidup berasal dari tanah. Oleh sebab itu tak mungkin ada kehidupan tanpa
adanya tanah. Tanah yang subur yang mampu menyediakan kebutuhan organisme
(tumbuhan). Tanah secara fisik dan kimiawi merupakan hasil proses destruksi dan
konstruksi berbagai komponen lingkungan, seperti batuan dan bahan organik.
Pembusukan dan pelapukan merupakan contoh proses destruksi, pembentukan mineral
baru merupakan hasil proses konstruksi. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan
unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan. Kualitas tanah
bisa dilihat dari derajat keasaman (pH), tekstur (komposisi partikel tanah),
dan kandungan garam mineral atau unsur haranya.
e. Ketinggian (topografi)
Topografi
adalah kombinasi antara posisi lintang suatu tempat dipermukaan bumi (latitude)
serta tinggi rendahnnya ditinjau dari permukaan laut (altitude). karena
ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda
Topografi memiliki pengaruh besar terhadap iklim dan penyebaran makhluk hidup.
Topografi yang berbeda menyebabkan perbedaan penerimaan intensitas sinar,
kelembaban, tekanan udara, dan suhu udara, sehingga topografi dapat
menggambarkan distribusi makhluk hidup.
Topografi
atau ketinggian tempat juga berpengaruh langsung terhadap kadar oksigen dan
tekanan udara. Semakin tinggi suatu tempat, tekanan udara dan kadar oksigen
akan semakin berkurang. Kondisi ini sangat memengaruhi vegetasi tumbuhan yang
mampu hidup pada keadaan tersebut. Hal ini berpengaruh juga terhadap hewan-hewan
yang mampu beradaptasi pada lingkungan tersebut.
f. Angin
Angin
merupakan pergerakan udara yang disebabkan oleh perbedaan suhu antara
tempat-tempat itu. Kekuatan angin akan berpengaruh terhadap karakter tumbuhan.
Daerah yang biasa dengan angin yang kuat, hanya bisa ditempati oleh tumbuhan
yang liat dan berakar kuat.
Angin merupakan
unsur penting bagi tanaman, karena angin dapat mengatur penguapan atau
temperature, membantu penyerbukan (lebih – lebih penyerbukan silang), membawa
uap air sehingga udara panas menjadi sejuk, dan membawa gas – gas yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman. Angin mempengaruhi transpirasi dengan bergeraknya uap
air disekitar tanaman, sehingga memberikan kesempatan terjadinya penguapan
lebih lanjut. Situasi ini merupakan tekanan yang kuat bagi keseimbangan air,
meskipun jumlah air dalam tanah cukup banyak. Pertumbuhan vertikal akan
terbatas sesuai dengan kemampuan mengisap dan mentransformasikan air ke atas
untuk mengimbangi transpirasi yang cepat, hasilnya mungkin akan membentuk
tanaman yang kerdil.
g. Garis lintang
Garis lintang
yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang
secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan
bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
Daftar Rujukan
Ferdinand, Fiktor & Ariebowo, Moekti. (2009). Praktis Belajar Biologi. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Widiyati, Sri, dkk. (2009). Biologi
SMA/ MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Baskara, Nanang.
(2011). Materi IPA Kelas XII Semester 1:
Ekologi. [online]. Tersedia: http://nanangbaskara.blogspot.com/2011/09/materi-ipa-kelas-xii-semester-1ekologi.html.
[1 Desember 2012]
Wulan, Sekar . (2012). Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman . [online].
Tersedia:
http://myrealact.blogspot.com/2012/03/faktor-lingkungan-yang-mempengaruhi.html
. [1 Desember 2012]
Anonim. (2011). Ekosistem :
Faktor Biotik dan Faktor Abiotik. [online]. Tersedia: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2149486-ekosistem-faktor-biotik-dan-faktor/#ixzz2E8VfFmBi. [1 Desember 2012]
Anonim. (2000). Prinsip- Prinsip Ekologi [online].
Tersedia: http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0027%20Bio%201-6b.htm. [1 Desember 2012]
Langganan:
Postingan (Atom)